Powered By Blogger

Senin, 31 Agustus 2009

pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar

ABSTRAK

M. SUGIONO. 2009. Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Biologi Kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar . Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan alam Universitas Negeri Makassar.

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Neger 13 Makassar. Penelitian ini menggunakan desain Post Test Only Control Group Design. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar yang terdiri dari 2 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara acak (Random Sampling). Terpilih kelas VIII.4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.9 sebagai kelas kontrol yang masing-masing terdiri atas 32 siswa. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah penggunaan media video pembelajaran dan hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar. Tekhnik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen berupa tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda. Analisis data menggunakan statistik deksriptif dengan persentase dan statistik inferensial dengan uji-t. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa, (1) Hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan penggunaan media video pembelajaran dalam pembelajaran langsung berada pada kategori baik, dengan nilai rata-rata 78,1; (2) Hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan video pembelajaran dalam penerapan pembelajaran langsung berada pada kategori cukup, dengan nilai rata-rata sebesar 66.1; (3) Ada pengaruh penggunaan media video pembelajaran dalam penerapan pembelajaran langsung terhadap hasil belajar biologi siswa kelasVIII SMP Negeri 13 Makassar.

Kata Kunci: Media, video pembelajaran, hasil belajar, pembelajaran langsung

A. Latar Belakang

Pendidikan sebagai usaha membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing harus diselenggarakan dalam satu kesatuan cara berbuat yang diorganisir, sehingga antara yang satu usaha dengan usaha yang lain saling berhubungan dan saling menunjang.

Undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 dikemukakan bahwa Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik menjadi mausia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tercapainya tujuan di atas, ditentukan oleh unsur yang menunjang. Hari (2006: 11) menyatakan tentang unsur-unsur yang terdapat dalam PBM yaitu Siswa dengan segala karakteristiknya yang berusaha untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui kegiatan belajar. Tujuan ialah sesuatu yang diharapkan setelah adanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga memungkinkan bagi terjadinya proses pengalaman belajar. Guru, selalu mengusahakan terjadinya situasi yang tepat (mengajar) sehingga memungkinkan bagi terjadinya proses pengalaman belajar. Pencapaian tujuan pendidikn juga tidak terlepas dari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sebagai bagian dari disiplin ilmu.

Persepsi siswa mata pelajaran Biologi dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Tak jarang siswa menganggap Biologi sebagai pelajaran yang menakutkan. Kesulitan tersebut membawa siswa pada kemalasan dan rasa jenuh. Apalagi dengan mata pelajaran yang bersifat mendikte atau bersifat verbal. Pengajaran seperti ini sering membuat siswa kurang aktif dalam belajar.

Memahami kondisi tersebut mestinya memilih cara yang dapat menangkal dan mengikis anggapan siswa tentang pelajaran Biologi. Pemilihan metode mesti berdasarkan pilihan metode mengajar mana yang dapat meningkatkan derajat keaktifan siswa. Penggunaan metode pembelajaran dan alat bantu mengajar yang tepat menjadi perhatian bagi guru selaku motivator utama berinteraksi dengan siswa di kelas. Realita, ketertarikan siswa lebih terfokus pada media yang berupa alat komunikasi yang menampung gambar (HP Camera), penayangan gambar, koleksi foto, perfilman, jelas nampak dari ketertarikan siswa dewasa ini membeli casset disk (cd), majalah, komik, nonton film, mengoleksi video pembelajaran.

Fakta dilapangan sentuhan teknologi sebagaia sarana komuniaksi menjadi trend tersediri dalam kehidupan bermasyarakat pada banyak kalangan salah satunya adalah pemanfatan video sebagai sarana komunikasi. Video adalah salah satu media informasi yang sangat digandrungi oleh banyak kalangan, karena selain efektivitas juga lebih bersifat komunikatif dan memiliki kemenarikan tersendiri sebab informasi dalam format video dapat memberikan kesan yang sebenarya atas fakta-fakta di lapangan sehingga mampu memberikan respon yang lebih progresif terhadap rasionalitas penonton dalam tingkat kemampuan merasakan langsung pesan yang disampaiakan melalui video dan memilih metode pembelajaran yang memuat salah satu unsur dari kebiasaan siswa memungkinkan bagi siswa untuk lebih termotivasi mengikuti pembelajaran khususnya Biologi yang di samping kaya dengan konsep, teori, rumus-rumus dan juga memiliki variasi yang gambar yang dapat membantu siswa dalam belajar. Berdasarkan realitas dari kecenderungan siswa terhadap dunia pendidikan sehubungan dengan proses belajar mengajar penggunaan tayangan gambar dalam pembelajaran adalah bentuk bantu yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa. Tayangan gambar bergerak yang dimaksudkan dalam hal ini adalah media video pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Dengan menggunakan video pembelajaran sebagai pelengkap proses belajar mengajar ketakutan dan asumsi siswa yang berkembang terhadap kesulitan dalam pembelajaran Biologi dapat terkikis. Indikasi ini pun memungkinkan terjadinya pembelajaran yang lebih efektif.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hasil belajar Biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media video pembelajaran dalam penerapan pembelajaran langsung?

2. Bagaimanakah hasil belajar Biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan media video pembelajaran dalam penerapan pembelajaran langsung ?

3. Adakah pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar dalam penerapan pembelajaran langsung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar biologi siswa SMP Negeri 13 Makassar yang diajar menggunakan media Vidio pembelajaran dalam model pembelajaran langsung.

2. Untuk mengetahui hasil belajar biologi siswa SMP Negeri 13 Makassar yang diajar tanpa menggunakan media video pembelajaran dalam model pembelajaran langsung.

3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar biologi siswa SMP Negeri 13 Makassar.


D. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Makassar, yang berlokasi di jalan Tamalate VI NO. 2 Perumnas, Makassar, Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2008, semester genap tahun ajaran 2008/2009 hingga Juni 2009, semester genap tahun ajaran 2008/2009.

2. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua) tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Pada tahap persiapan adalah mengadakan observasi tentang keadaan sekolah tempat penelitian, setelah mendapat izin dari pihak sekolah, maka ditentukan 2 (dua) kelas sebagai sampel penelitian yaitu kelas VIII.4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.9 sebagai kelas kontrol. Selanjutnya menelaah kurikulum untuk melihat standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk membuat recana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan alokasi waktu 8 jam pelajaran (3 kali pertemuan untuk materi dan 1 kali pertemuan untuk evaluasi) serta membuat instrumen atau alat evaluasi berupa tes dan non tes. Merancang dan membuat media video pembelajaran yang sesui dengan tujuan pembelajaran serta membuat instrumen sedemikian rupa dan alat evaluasi sebagai informasi untuk mengukur kemampuan atau pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran berupa tes hasil belajar, sedangkan pada tahap pelaksanaan, pada kelompok eksperimen kegiatan belajar mengajar ditempuh dengan menggunakan video pembelajaran. Sintaks (langkah-langkah) pembelajaran dengan metode pembelajaran langsung (ekspository) dalam setting lingkungan sebagai berikut. (1) Menjelaskan tujuan, dan mempersiapkan siswa;(2) Mendemostrasikan pengetahuan atau keterampilan;(3) Membimbing pelatihan; (4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik; (5) Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan selama 14 jam pelajaran. Satu jam pelajaran selama 40 menit. Kegiatan belajar mengajar secara keseluruhan dilaksanakan selama 7 kali pertemuan dan satu kali pertemuan untuk evaluasi. Adapun tahap pelaksanaan pada kelompok eksperimen pengajaran yang menggunakan media video pembelajaran mengikuti langkah-langkah sebagai berikut. (1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, (2) Guru menggunakan media video pembelajaran dalam menyampaikan informasi tahap demi tahap kepada siswa mengenai materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan fotosintesis, (3) Guru membagi siswa dalam kelompok yangterdiri atas 6-7 siswa dan memotivasi siswa agar bekerja sama dengan baik, (4) Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan jawaban LKS, (5) Guru Meminta salah satu kelompok untuk mempresentasekan hasil diskusi kelompoknya, (6) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan itu serta, guru memberikan tugas rumah kepada seluruh siswa.Tahap pelaksanaan pada kelompok kontrol dengan tanpa menggunakan video pembelajaran dalam penerapan pembelajaran langsungn dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut. (1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, (2) Gurumenyampaikan informasi tahap demi tahap kepada seswa mengenai materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan fotosintesis, (3) Guru membagi siswa dalam kelompok yang terdiri atas 6-7 siswa dan memotivasi siswa agar bekerja sama dengan baik, (4) Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan jawaban LKS, (5) Guru Meminta salah satu kelompok untuk mempresentasekan hasil diskusi kelompoknya, (6) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan itu serta, guru memberikan tugas rumah kepada seluruh siswa.

Kegiatan yang dilakukan pada akhir pelaksanaan adalah pengambilan data penilaian hasil belajar dengan memberikan tes setelah kelompok eksperimen diajar dengan menggubakan media video pembelajaran dalam penerapan pembelajaran langsung dan kelompok kontrol diajar tanpa menggunakan media video pembelajaran dalam penerapan pembelajaran langsung. Setelah data terkumpul, diadakan analisis data dan membuat laporan hasil penelitian.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes hasil belajar yang diberikan di akhir pembelajaran, berupa tes berbentuk pilihan ganda yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan tujuan pembelajaran

4. Teknik Pengumpulan Data

Nilai hasil belajar biologi siswa diperoleh dari tes yang dilakukan pada pertemuan ke 7 dengan bentuk soal pilihan ganda sebanyak 60 soal, kemudian menghitung jumlah skor jawaban yang benar dari keseluruhan item soal yang diujikan. Setiap item soal yang dijawab benar diberi skor 1, sedangkan yang salah atau tidak menjawab soal, maka diberi skor 0. Dari jumlah skor yang diperoleh tersebut selanjutnya dianalisis untuk menentukan nilai hasil belajar yang diperoleh dengan menggunakan rumus ( Arikunto, 2001), sebagai berikut:

5. Tekhnik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.

1. Analisis statistik deskriptif

Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi melalui penggambaran karakteristik distribusi nilai pencapaian hasil belajar biologi siswa yang diajar dengan menggunakan media video pembelajaran maupun siswa yang diajar tanpa menggunakan medeia video pembelajaran yang terdiri dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai tertinggi (maksimum), dan nilai terendah (minimum) dengan menggunakan sistem Statistical Package for Social Sciense (SPSS) versi 12.0.

Berdasarkan Arikunto (2005), data hasil belajar yang diperoleh oleh siswa dapat dikategorikan seperti pada tabel berikut.

Tabel 1. Pengkategorian tingkat penguasaan hasil belajar biologi

Inter Rentang nilai

Kualifikasi

80-100

Sangat Baik

66-79

Baik

56-65

Cukup

40-55

Kurang

30-39

Gagal

2. Analisis statistik inferensial

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian dasar-dasar analisis, yakni uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini dilakukan terhadap hasil belajar siswa di kelas yang diajar menggunakan video pembelajaran dan hasil belajar siswa di kelas yang diajar tanpa menggunakan video pembelajaran.

Pengujian normalitas data hasil belajar menggunakan sistem Statistical Package for Social Sciense (SPSS) versi 12.0. Data hasil belajar dari populasi akan berdistribusi normal apabila sig(2-tailed) > α dengan taraf nyata α=0,05.

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas data hasil belajar dengan menggunakan sistem Statistical Package for Social Sciense (SPSS) versi 12.0. Menurut Trihendradi (2007), kriteria pengujian yang digunakan adalah nilai sig < α dengan taraf nyata α = 0,05.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian menggunakan statistik uji-t. Menurut Trihendradi (2007), adapun kriteria pengujiannya adalah jika jika thitung <>tabel maka H0 diterima dan jika thitung > ttabel maka H0 ditolak atau sig (2-tailed) > α, maka H0 diterima dan jika sig (2-tailed) < α, maka H0 ditolak. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan sistem Statistical Package for Social Sciense (SPSS) versi 12.0.

6. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah penggunaan media video pembelajaran dalam penerapan pembelajaran langsung berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar.

E. Hasil dan Pembahasan

a. Analisis hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Nilai hasil tes yang menggambarkan hasil belajar biologi pada konsep struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan fotosintesissiswa kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar dengan menggunakan media video pembelajaran dan tanpa menggunakan media video pembelajaran, dapat dilihat pada lampiran .Distribusi jumlah siswa, persentase, dan kategori hasil belajar serta tabulasi hasil belajar pada konsep struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan fotosintesis siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Makassardapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 2: Distribusi, jumlah siswa, persentase dan kategori hasil belajar pada konsep struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan fotosintesissiswa kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar

Interval nilai

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Kategori

Jumlah Siswa

P (%)

Jumlah Siswa

P (%)

86 -100

4

12,5

0

0

Sangat Baik

76 - 85

21

65,6

2

6,25

Baik

60 – 75

7

21,9

24

75

Cukup

55 – 59

0

0

4

12,5

Kurang

≤ 54

0

0

2

6,25

Gagal

Jumlah

32

100

32

100

Tabel 2 di atas menunjukkan nilai keseluruhan yang diperoleh siswa, jika dikelompokkan ke dalam beberapa kastegori, maka distribusi, persentase dan kategori hasil belajar biologi pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan fotosintesis menunjukan bahwa dari 32 siswa kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran Biologi yang diajar dengan menggunakan media video pembelajaran, 78,1% siswa yang memperoleh nilai sangat baik dan baik yakni pada interval 76 sampai 100. Sedangkan dari 32 siswa kelas VIII.4 SMP Negeri 13 Makassar yang diajar tanpa menggunakan media video pembelajaran, 6,25% siswa yang memperoleh nilai pada kategori sangat baik dan baik.

No

Kategori

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

1

Jumlah sampel

32

32

2

Nilai tertinggi

93

80

3

Nilai terendah

62

52

4

Rata-rata

78,1

66,1

Tabel 3 : Jumlah sampel, nilai tertinggi, nilai terendah, dan rata-rata nilai

hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar

Data pada tabel 3 di atas menunjukan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa kelas kelas eksperimen yang mengikuti pembelajaran Biologi pada konsep struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan fotosintesisyang diajar dengan menggunakan media video pembelajaran adalah 93; nilai terendah 62; dan nilai rata-rata siswa 78,1, sedangkan nilai yang diperoleh siswa kelas kelas kontrol yang diajar tanpa menggunakan media video pembelajaran menunjukan nilai tertinggi 80; sedang nilai terendah adalah 52; dan nilai rata-rata siswa 66,1.

2. Hasil Analisis Statistik Inferensial

Uji Hipotesis

Tabel 4; independent Samples Test

Levene’s Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F

Sig.

t

df

sig. (2-tailed)

Hasil Belajar

Equal variances

Assumed

0,049

0,825

6,239

62

0

Equal variances

not assumed

6,239

61,794

0

Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel 4 diatas , maka hasil analisis data secara inferensial pada taraf kepercayaan t0,01 didapat hasil bahwa thitung lebih besar dibandingkan dengan ttabel. Nilai thitung 6,239 sedangkan ttabel = 1,671. Jadi ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar menggunakan media video pembelajaran dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan media video pembelajaran.

a. Pembahasan

Penelitian yang bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar pada konsep struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan fotosintesistelah dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam analisis data, secara deskriptif hasil belajar Biologi siswa kelas eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media video pembelajaran berada pada kategori baik. Sedangkan pada kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan media video pembelajaran, berada pada kategori cukup. Pernyataan ini diuraikan dari hasil analisis data dimana rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen terdapat pada interval 76 – 85 (kategori baik), dengan nilai rata-rata 78,1 sedangkan kelas control berada pada interval 60 – 75 (kategori cukup), dengan nilai rata-rata 66,1. Berdasarkan dari data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas control. Hal ini didukung oleh Tiro (2004) yang menyatakan bahwa keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari (1) peningkatan nilai rata-rata, (2) perubahan bentuk distribusi dari miring positif menjadi miring negatif, dan (3) koefisien varians semakin kecil.

Apabila ditelaah lebih jauh lagi tentang hasil belajar siswa kedua kelas tersebut, terdapat perbedaan yang signifikan diantara keduanya, yakni di kelas eksprimen, persentase siswa yang mendapat nilai kategori sangat baik dan baik pada interval 76 – 100 yaitu 78, 1% atau sebanyak 28 siswa dari 32 siswa. Berdasarkan data tersebut diperoleh data nilai tertinggi dan terendah yang diperoleh adalah 93 dan 62. Sedangkan di kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan media video pembelajaran, persentase siswa yang mendapat nilai dengan kategori sangat baik pada interval 76 – 100 yaitu 6,25% atau sebanyak 2 siswa.

Hasil analisis data secara inferensial, memperlihatkan adanya perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media video pembelajaran dengan hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan media video pembelajaran. Dimana thitung lebih besar dari ttabel yang berarti bahwa ada pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMPN 13 Makassar pada konsep struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan fotosintesis.

Berdasarkan uraian tersebut secara umum dapat dikatakan bahwa ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media video pembelajaran dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan media video pembelajaran dalam model pembelajaran langsung, dimana siswa yang diajar dengan menggunakan media video pembelajaran memperlihatkan hasil yang lebih tinggi. Sehingga dapat dikatakan pembelajaran dengan menggunakan media video pembelajaran lebih berhasil dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan media video pembelajaran . Hal ini didukung oleh Djamarah (2006) yang menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil dilihat dari (1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi dan (2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.

Hasil belajar yang tinggi dari pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini disebabkan karena pada siswa yang diajar dengan menggunakan media video pembelajaran lebih bergairah dalam menerima pelajaran, karena video pembelajaran mampu mengarahkan kepada suatu proses menjadikan suatu objek kelihatan hidup atau memberi gambaran bergerak kepada sesuatu yang pada dasarnya adalah statik. Sehingga mampu mengantar imajinasi siswa yang bersifat abstrak menjadi sesuatu lebih nyata yang pada akhir pembelajaran dapat lebih bermakna.

Hasil belajar yang optimal yang diperoleh pada kelas eksprimen ini tidak luput dari tingginya aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran tersebut dimana siswa-siswa yang diajar dengan menggunakan media video pembelajaran tersebut memperlihatkan semangat belajar yang lebih tinggi dibanding kelas kontrol yang diajar dengan tanpa menggunakan media video pembelajaran. Sesuai dengan pernyataan Sadiman (2008) bahwa penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: a) menimbulkan kegairahan belajar, b) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, dan c) memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

Kedua kelas tersebut memang menggunakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung dimana model pembelajaran ini dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah, dan menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa) melibatkan siswa lebih aktif dalam belajar dan memperoleh pengetahuan awal tentang materi pelajaran, akan tetapi belum maksimal dalam menarik perhatian seluruh siswa, khususnya dalam proses pemberian teori sehingga hanya siswa-siswa tertentu saja yang aktif dalam proses pembelajaran.

Dalam kasus ini kelas eksprimen, yang menerapan model pembelajaran langsung dan menggunakan media video pembelajaran dapat lebih mengurangi kebosanan siswa karena video pembelajaran didesain untuk pengembangan materi dari LKS yang mereka kerjakan sehingga perhatian mereka akan tetap konstan pada setiap fase penerapan pembelajaran langsung. Hal ini yang dirasakan peneliti dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media video pembelajaran dalam pembelajaran langsung dimana seluruh siswa dapat memperlihatkan aktivitas belajar yang tinggi. Pernyataan ini dipertegas Achmad Basori (2008), bahwa kelebihan media video pembelajaran apabila digunakan dalam bidang pendidikan, 1) Dapat menunjukkan objek secara jelas., 2) Dapat menggambarkan suatu proses secara tepat, 2) Dapat mendorong dan meningkatkan motivasi, 3) Dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung.

Keberhasilan itu juga didukung karena media video pembelajaran, memungkinkan banyak siswa dalam menginterpretasikan informasi yang sebenarnya. Pada dasarnya video pembelajaran memudahkan siswa yang cendrong memiliki bergaya belajar visual dan audori, dan juga siswa akan lebih mudah memahami informasi karena siswa memanfaatkan secara bersamaan indra penglihatan dan indra pendengaran sehingga pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih bermakna. Dalam Amenk monk (2009) Penelitian De Porter mengungkapkan manusia dapat menyerap suatu materi sebanyak 75% dari apa yang didengar dan dilihat (audio visual),sedangkan dari yang dilihat saja hanya 30%, dari yang didengar saja hanya 20%, dan dari yang dibaca hanya 10%, dan 40% dari apa yang dikerjakan.

Peran Video pembelajaran dalam pembelajaran juga berfungsi sebagai rangsangan ekstrenal Mustolih Brs (2007) menyatakan, bahwa Faktor eksternal merupakan rangsangan dari luar diri peserta didik melalui indera yang dimilikinya, terutama pendengaran dan penglihatan. Media pembelajaran sebagai faktor eksternal dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi belajar karena mempunyai potensi atau kemampuan untuk merangsang terjadinya proses belajar. Contohnya, (a) menghadirkan obyek langkano (b) konsep yang abstrak menjadi konkrita, (c) mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak (d) menyajikan ulangan informasi secara benar dan taat asas tanpa pernah jemu (e) memberikan suasana belajar yang santai, menarik, dan mengurangi formalitas.

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan di atas diperoleh informasi bahwa ada pengaruh penggunaan media video pembelajaran pada model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar siswa. Dimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media video pembelajaran lebih tinggi dari siswa yang diajar tanpa menggunakan media video pembelajaran.

F. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar siswa yang menggunakan media video pembelajaran berada pada kategori baik, dengan nilai rata-rata sebesar 78,1.

2. Hasil belajar siswa yang tanpa menggunakan media video pembelajaran berada pada kategori cukup, dengan nilai rata-rata sebesar 66,1.

3. Ada pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar.

G. Saran

Sehubungan dengan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah:

1. Mata pelajaran biologi sebaiknya disampaikan dengan dukungan penggunaan media video pembelajaran. Hal ini akan meningkatkan motivasi siswa sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat maksimal.

2. Media video pembelajaran dan lembar kerja siswa yang telah dibuat perlu terus dikembangkan dan direvisi agar benar-benar dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran biologi.

H. Ucapan Terima Kasih

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan penulisan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari pihak yang dengan ikhlas memberikan bantuan, motivasi, dan doa. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis inging menyampaikan ucapan terimah kasih yang setulusnya dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. ABD Muis, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Drs. Ismail, M.S selaku pembing II yang tak henti-hentinya telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan kesempatan yang sangat berharga kepada penulis. Kepada Bapak Drs. Bahariddin selaku Kepala SMP Negeri 13 Makassar dan Ibu Asika Hartini, S.pd selaku guru biologi kelas VIII SMP Negeri 13 Makassar atas bimbingan dan sarananya pada saat penelitian. Teristimewa penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ayahanda Lamijan dan ibunda Samini yang telah membesarkan, mendidik, dan mengorbankan segalanya demi kepentingan penulis dalam menuntut ilmu, serta memberikan dukungan, nasehat, dan doa restu sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikaan ini.

Kesempurnaan hanyalah milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sajikan dalam artikel ini sasungguhnya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun sehingga penulis dapat berkarya lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi semua yang membutuhkannya. Amin Yaa Rabbal Alamin.

I. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian. Rineka cipta, Jakarta.

Merianna, Ana. 2008. Pembelajaran Menggunakan Video CD Guna

Mengimabngi tuntutan pendidikan yang semakin kiompleks. (http://tpcommunity05.blogspot.com/2008/05/pembelajaran-menggunakan-video-cd-guna.html, 19 Mei 2008, diakses 05 april 2009.

Basori, Akhmad, 2008. Penggolonga Media Pengajaran. http://groups.yahoo.com/group/pakguruonline/message/3694, 20 Desember 2008, diakses 05 April 2009.

Davies. 1991. Pengelolaan Belajar. Rajawali Press, Jakarta

Druxer, dkk. 1983. Perkembangan Sains Biologi. Humaniora, Bandung.

Gintings, Abdorrakhman, 2008, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran.

Humaniora, Bandung.

Hari Sudrajat, 2004, “Pembaharuan Pendidikan dalam Undang-Undang Sisdiknas”, CV Cipta Cekas Grafika, Bandung.

Haling, A. 2006. Belajar dan Pembelajaran, Badan Penerbit UNM. Makassar.

Hamalik, Oemar, 2006, ”Proses Belajar Mengajar”, Bimi Aksara, Jakarta.

Margono, 2004, ”Metodologi Penelitian Pendidikan”, Rineka Cipta, Jakarta.

Maritnis , 2006, ”Sepuluh Kiat Sukses Mengajar”, PT Nimas Multima,

Jakarta.

Pramono, Gatot, 2008, ”Modul Video pembelajaran”,

http://smk3ae.wordpress.com/2008/12/03/media-Video-pada

pengajaran -di-sekolah-menengah, 19 Mei 2008, diakses 05 april 2009.

Purwanto, M.N, 2008, “Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran”, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sadian Arif S, dkk. 2003. “ Media pendidikan”, Rajawali Pers, Jakarta.

Sadiman Arif S. 2008. ” Media pendidikan”, Rajawali Pers, Jakarta.

Senjaya, 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.. KENCANA, Jakarta.

Sudjana, N. 1992. “Metode Statistika edisi V”, Tarsito, Bandung.

Sugiyono. 2008. ”Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D”.CV. Alfabeta, Bandung.